From Blush to Blooms: Bagaimana Film Romcom Membangun Brand dengan Cinta

Crazy Rich Asians Fabulous Customs. Sumber: Fashionista, 2018. 

Apakah kamu pernah merasa lebih tertarik pada sebuah brand hanya karena melihatnya di film romcom favoritmu? Misalnya, setelah menonton film Crazy Rich Asians, lalu tiba-tiba kamu ingin sekali mengenakan gaun dengan nuansa yang mewah sampai ingin mengunjungi Singapura. Hal-hal seperti ini tentu saja bukanlah sebuah kebetulan karena seringkali film dengan genre romantic comedy ini dijadikan sebagai alat pemasaran yang kuat dalam membangun citra dari brand yang ditampilkan. Lalu, bagaimana strategi PR di baliknya bekerja? 

Brand Placement dalam film dengan genre romcom bukan sekedar produk yang muncul sekilas di layar. Hal ini merupakan strategi yang sengaja dibuat dan dilakukan untuk menghubungkan emosi penonton dengan brand tertentu. Film seperti To All The Boys I’ve Loved Before yang tayang di Netflix pada tahun 2018 telah sukses mempopulerkan gaya fashion remaja, terutama tren jaket biru yang digunakan oleh karakter Peter Kavinsky juga surat cinta yang ditulis manual dengan tangan. Ini juga mendorong brand seperti Urban Outfitters dan Forever 21 untuk merancang koleksi yang serupa dengan yang tayang di film tersebut. 


Forever 21 | Womens Satin Bomber Jacket. Sumber: Tumblr, 2018. 

Menurut laporan yang diterbitkan oleh majalah Forbes pada tahun 2023, strategi emotional branding dalam film sangatlah membantu untuk menciptakan loyalitas jangka panjang. Contoh lain juga terdapat pada brand Tiffany & Co. yang semakin populer di kalangan pasangan yang sedang dimabuk cinta setelah melihat adegan yang terdapat pada film Sweet Home Alabama yang rilis pada tahun 2002, di mana terdapat adegan ikonik yaitu melakukan lamaran tepat di toko perhiasaan tersebut. Secara tidak langsung hal tersebut membuat banyak penonton menjadikannya sebagai impian yang harus dilakukan atau setidaknya terjadi pada diri mereka suatu saat nanti. 


Public Relations yang terjadi di balik film dengan genre romcom juga mencakup kampanye media sosial yang interaktif. Netflix, misalnya, secara aktif menggunakan media lain seperti TikTok dan Instagram sebagai media untuk promosi sekaligus mendorong minat dan diskusi tentang adegan romantis yang akan muncul dalam film. Hal ini akan menciptakan word-of-mouth marketing yang lebih kuat daripada iklan tradisional. 


Tangkapan layar langsung dari media yang digunakan Netflix untuk promosi. Diambil pada 23 Maret 2025. 

Dalam hal ini, film dengan genre romantic comedy bukan hanya sebuah hiburan semata  tetapi juga alat pemasaran yang efektif. Dengan menghubungkan brand dengan cerita cinta yang relateable, selain itu brand juga bisa menciptakan hubungan emosional dengan para audiens. Kedepannya, kita mungkin akan melihat lebih banyak brand yang akan memanfaatkan kemampuan storytelling ala romcom untuk meningkatkan engagement mereka.


Comments

Popular posts from this blog

Blush & Bloom Pictures

Love, Engagement, and Public Relations: Rahasia Romcom dalam Menarik Audiens

The Power of Meet-Cute: Membangun Brand Awareness dengan Momen tak Terlupakan