Mengelola Reputasi ala Karakter Romcom: Pelajaran PR dari Karakter Ikonik
Bridget Jones, Andy Sachs, dan Lara Jean. Kira-kira apa yang bisa kita pelajari dari mereka tentang krisis reputasi? Mereka bukan hanya tokoh fiksi yang terdapat pada film-film terkenal tetapi juga contoh nyata bagaimana seseorang atau sebuah brand bisa bangkit dari kesalahan dan membangun citra yang lebih baik lagi.
PR sendiri adalah tentang bagaimana kita mengelola persepsi publik, dan tokoh-tokoh romcom ini sering sekali mengalami perjalanan transformasi yang serupa dengan strategi PR di dunia nyata. Misalnya, dalam The Devil Wears Prada (2006), Andy Sachs memulai sebagai asisten yang diremehkan, tetapi akhirnya ia berhasil membangun reputasi profesionalnya dengan mengambil kendali atas citra dirinya sendiri. Hal ini tentu saja mengingatkan kita pada bagaimana brand dapat mengubah narasi publik dengan kemampuan storytelling yang kuat.
Salah satu contoh nyata dalam dunia bisnis adalah bagaimana LEGO berhasil bangkit dari kejadian yang menimpa perusahaan nya sampai terancam bangkrut pada awal tahun 2000-an. Mereka mengatasinya dengan mengubah strategi komunikasi dan mulai berfokus pada komunitas penggemar. Alih-alih hanya memproduksi mainan, LEGO mulai membangun narasi tentang kreativitas dan komunitas yang membuat reputasi dari brand tersebut semakin kuat.
Selain itu, brand yang menghadapi skandal sering kali menggunakan strategi PR dengan memanfaatkan kemampuan bercerita atau storytelling, seperti yang sudah dilakukan oleh Nike ketika mendukung Colin Kaepernick dalam kampanye kontroversial mereka. Meskipun pada awalnya sempat menuai kritik, strategi ini justru memperkuat posisi mereka di pasar yang lebih progresif. Hal tersebut merupakan satu hal yang sama saat bagaimana karakter romcom menghadapi tantangan untuk membuktikan diri mereka dan memperbaiki citra dalam diri mereka.
Dalam dunia PR, penting untuk memahami bahwa reputasi tidak hanya bergantung pada satu momen saja. Krisis mungkin bisa menjadi satu hal yang tidak dapat dihindari, tetapi itu semua tergantung pada bagaimana cara yang kita terapkan untuk memberikan respon kepada publik juga menentukan bagaimana mereka akan mengingat kita. Seperti yang selalu diterapkan dalam film bergenre romantic comedy dimana karakter di dalamnya mengalami jatuh bangun dalam kisah cinta mereka, tentu mereka juga harus mampu menemukan cara supaya mampu untuk bangkit dari krisis dengan strategi komunikasi yang transparan dan gaya autentik khas mereka.
Film romcom mengajarkan kita bahwa reputasi dapat diperbaiki apabila kita menggunakan strategi yang tepat. Baik dalam PR maupun kehidupan nyata, yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola narasi, membangun kembali kepercayaan publik dan melakukannya menggunakan gaya kita sendiri.
Comments
Post a Comment